Gadis
Bermata Biru
Karya : Devi Nur Safitri
Karya : Devi Nur Safitri
Kini Laura memiliki tetangga baru
yang kelihatannya mereka orang kaya, karena terlihat beberapa truk besar mondar
mandir membawa barang barang yang mewah mewah. Ada piano berukuran besar, ada
patung barbie berwarna pink, ada almari boneka beserta bonekanya, dan alat alat
lain untuk rumah tangga maupun tidak. Saat itu Laura melihat ada anak yang
sepertinya seumuran dengannya, rambutnya panjang lurus, berwarna hitam agak
pirang, kemudian matanya berwarna biru. Sepertinya dia anak bule (luar negeri),
saat hendak menghampirinya kemudian gadis itu masuk kerumah dengan diikuti
beberapa pembantunya (baby sister) dan ia membawa boneka taddy Bear berwarna
soft pink, saat Laura melihatnya gadis itu malah mengabaikan Laura.
Laura berfikir dia adalah gadis
yang sombong, saat kejadian itu tiap melihat gadis itu Laura juga langsung
menjauh bahkan dia juga langsung masuk rumah. Sore itu Laura sedang asyik
bermain dengan teman-temannya diteras rumahnya yang sangat rindang itu.
Kemudian Laura melihat gadis itu, gadis itu bernama Berlian. Segera Laura
mengajak teman-temannya masuk kerumah dan menceritakan kejadian yang dialami
Laura saat pertamakali bertemu gadis itu. “jangan berprasangka buruk Laura,
mungkin karena dia belum kenal denganmu, makanya dia bersifat seperti itu padamu”
kata Sari sahabat Laura. Di tegur seperti itu fikiran Laura terhadap gadis itu
malah bercampuran, perasaannya tak menentu.
Sutau hari Laura melihat gadis itu
memainkan sebuah piano di dekat jendela rumahnya. Terlihat dari luar sangat elok,
jelantik jari-jarinya bermain dengan lemah gemulai, rambutnya terurai panjang
kebelakang dan gadis itu juga mengangguk lembut sesuai dengan irama lagunya.
Namun setelah mengingat kejadian yang pertama kali bertemu dengan Berlian Laura
segera masuk rumah, suara pintu yang tertutup sangat keras terdengar oleh
ibunya kemudian dari dapur Ibu segera menghampiri Laura. “kenapa nak belakangan
ini kamu sering mengurungkan diri dirumah, kan ada berlian dia tetangga baru
kita seharusnya kamu ajak dia bermain!” kata Ibu laura lembut dengan mengelus
rambut Laura dengan penuh kasih sayang.
“ajak bermain? Boro-boro bu, ku
hampiri saja dia langsung masuk kedalam rumah sambil matanya melihatku sekilas
dengan lirik tak suka.” Kata laura kesal kemudian menangis. “sudah nak jangan
menangis” kata ibu mencoba menghibur Laura. “dia itu gadis sombong” Laura mulai
marah kemudia masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya. “astagfirullah anakku,
tak pernah kau seperti itu seumur hidupmu, ibu baru mengetahuinya, ya sudah
Laura kamu tenang jangan menangis” kata ibu didepan pintu kamar Laura.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore,
dengan muka gersang laura membuka pintu kamarnya dan segera mandi. Selesai itu
dia mendekat pada ibunya yang sedang membuat kue. “ibu maafin Laura tadi ya”
kata laura manja terhadap ibunya. “iya nak, kamu mau bantu ibu?” kata ibunya
lembut. Laura segera membantu ibunya selesai itu ibu menyuruh Laura mengantar
kue-kue ini ke tetangga tetangga. “tapi Bu. Laura tidak mau mengantar kue ini
dirumah Bu Katty” dengan lembut Laura menolak. “katamu kamu ingin ditemanin
oleh Berlian, anak Bu katty, kamu coba kesana, mungkin dia tak bermaksud
seperti itu denganmu. Ayolah nak, coba saja!” pinta ibu Laura. Dengan wajah
yang lesu Laura megiyakan pinta ibunya untuk mengantar kue ini ke Berlian.
Sesampai didepan rumah Berlian yang
sangat mewah dan megah itu Laura segera memencat tombol bel rumah yang berada
di samping pagar hitam yang menjulang tinggi. Kemudian terdengar dari speaker
luar “silahkan masuk”. Dengan sangat tidak yakin dan sangat pelan Laura membuka
pagar dengan pelan-pelan dan dia sedang melihat Berlian bermain di ayunan depan
rumahnya dengan boneka-bonekanya. “hay, ini ada sepotong kue buatan ibuku.
Ambil!” dengan ramah dan gugup Laura mencoba berbicara dengan Berlian, namun
apa sifat Berlian. Berlian malah lari kedalam rumah dan memanggil pembantunya.
“ini ada sepotong kue dari ibu saya mbak” kata Laura pelan kepada pembantu
Berlian. “terimakasih” balas orang itu dengan memakai baju dress panjang
berwarna hijau, dan di pundak membawa lap dapur.
Kini hati laura sangat sakit dengan
digitukan oleh Berlian. Ibu Laura segera menghibur Laura dan menyuruhnya agar
tidak berprasangka buruk, dengan lapang dada Laura mencoba menenangkan diri. Hari
ini hari Jum’at laura berangkat sekolah agak pagi, saat berpamitan dengan ibu
Laura melihat sebuah mobil mewah yang mengantar Berlian sekolah, melaju
melewati depan rumahnya. Berlian bersekolah disekolahan terbaik di daerah
Jakarta, sementara Laura dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan Laura hanya
bersekolah disekolahan biasa, namun prestasinya juga tidak kalah dengan sekolah
sekolah yang lebih terkenal.
Sepulang sekolah lagi-lagi Laura
melihat Berlian, Laura segera masuk kerumah dia tidak mau hatinya tersakiti
lagi. Saat itu di depan komplek sedang terlintas kakek tua yang sepertinya dia
peminta-minta (pengemis). Dengan iba Laura melihat kakek itu, tiba-tiba dia
teringat bahwa dia memilikiselembar uang limaribu didalam kotak pensilnya
bergegas Laura masuk kerumah kemudian mengambil uangnya namun saat membuka
kotak pensilnya Laura terkejut karena dia tidak menemui uang sisa jajannya
dikotak pensil, Laura membongkar seluruh isi tasnya sambil membuka-buka
bukunya, buku terakhir yang belum dibuka yaitu Buku tulis bersambul plastik
oren lalu Laura membukanya ternyata benar uang limaribu nya ada di sampul
plastik dalam dibuku Bahasa Indonesia itu.
Segera Laura lari menuju kedepan,
karena Laura tak ingin kakek laki-laki itu pergi, Laura sangat terkejut setelah
melihat Berlian didepan rumahnyamemberika sebuah bingkisan Plastik yang
berwarna putih yang ukurannya lumayan besar sepertinya itu bekal makanan. Laura
tetap mendekat walaupun Laura belum bisa memaafkan Berlian karena sifatnya
kedia yang sangat dingin. Laura memberikan selembar uang itu kepada kakek,
kakek itupun pergi meninggalkan Laura dan berlian lama kelamaan kakek itu
menghilang atau tak nampak lagi. “kasihan ya kakek itu” suara lirih dari
Berlian pun akhirnya muncul, Laura sungguh kaget dan tak menyangka Berlian
bertanya kepadanya sebenarnya Laura senang Berlian bertanya padanya walupun
hatinya masih terasa sakit dengan sifat Berlian sebelumnya. “iya, kasihan
sekali ya?” balas Laura balik tanya.
Dua minggu berlalu baru hari ini
Laura bisa berbicara langsung dengan Berlian, kemudian Berlian tersenyum kepada
Laura dan berlari kecil menuju pagar, sebelum pagar ditutup oleh Satpamnya
Berlian memandang Laura dengan tersenyum manis Laura membalas dengan
melambaikan tangannya. Laura sangat senang sekali hari itu.
Suatu sore hari datanglah baby
sister Berlian dengan Berlian datang kerumah Laura, kedatangan berlian sangat
istimewa bagi Ibu Laura apalagi Laura. Ternyata setelah cerita panjang lebar
mengenai Berlian , baby sisternya juga mengatakan bahwa Berlian itu tidak
sombong namun dia sangat pemalu. Kemudian Laura tersenyum gembira melihat
Berlian yang sedang bermain boneka dengannya, “Laura, Berlian sini nak!” suruh
Ibu Laura kepada Laura dan Berlian yang sedang asyik bermain boneka dibawah.
“sekarang kalian berdua berteman yang baik ya? Jangan bertengkar, Laura anakku
jangan sesekalipun kamu berfikiran buruk kepada orang lain, sebenarnya Berlian
itu bukan sombong hanya dia pemalu” tegur ibu Laura dengan lembut sehingga
Berlian merasa sangat tersipu.
“baik Bu, maaf ya Berlian?” Laura berjabatan
tangan dengan Berlian, “iya Laura” jawab berlian lirih karena memang dia
anaknya lemah gemulai, mata birunya memancarkan cahaya yang indah dan raut
wajahnya sangat elok. Dan akhirnya Laura , Berlian, Ibu Laura dan baby sister
Berlian tertawa mendengar tuturan Laura yang suka bercandaan. Akhirnya mereka
pun menjadi sahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar