Selasa, 05 Maret 2013

Gadis Bermata Biru


Gadis Bermata Biru
Karya : Devi Nur Safitri

Kini Laura memiliki tetangga baru yang kelihatannya mereka orang kaya, karena terlihat beberapa truk besar mondar mandir membawa barang barang yang mewah mewah. Ada piano berukuran besar, ada patung barbie berwarna pink, ada almari boneka beserta bonekanya, dan alat alat lain untuk rumah tangga maupun tidak. Saat itu Laura melihat ada anak yang sepertinya seumuran dengannya, rambutnya panjang lurus, berwarna hitam agak pirang, kemudian matanya berwarna biru. Sepertinya dia anak bule (luar negeri), saat hendak menghampirinya kemudian gadis itu masuk kerumah dengan diikuti beberapa pembantunya (baby sister) dan ia membawa boneka taddy Bear berwarna soft pink, saat Laura melihatnya gadis itu malah mengabaikan Laura.
Laura berfikir dia adalah gadis yang sombong, saat kejadian itu tiap melihat gadis itu Laura juga langsung menjauh bahkan dia juga langsung masuk rumah. Sore itu Laura sedang asyik bermain dengan teman-temannya diteras rumahnya yang sangat rindang itu. Kemudian Laura melihat gadis itu, gadis itu bernama Berlian. Segera Laura mengajak teman-temannya masuk kerumah dan menceritakan kejadian yang dialami Laura saat pertamakali bertemu gadis itu. “jangan berprasangka buruk Laura, mungkin karena dia belum kenal denganmu, makanya dia bersifat seperti itu padamu” kata Sari sahabat Laura. Di tegur seperti itu fikiran Laura terhadap gadis itu malah bercampuran, perasaannya tak menentu.
Sutau hari Laura melihat gadis itu memainkan sebuah piano di dekat jendela rumahnya. Terlihat dari luar sangat elok, jelantik jari-jarinya bermain dengan lemah gemulai, rambutnya terurai panjang kebelakang dan gadis itu juga mengangguk lembut sesuai dengan irama lagunya. Namun setelah mengingat kejadian yang pertama kali bertemu dengan Berlian Laura segera masuk rumah, suara pintu yang tertutup sangat keras terdengar oleh ibunya kemudian dari dapur Ibu segera menghampiri Laura. “kenapa nak belakangan ini kamu sering mengurungkan diri dirumah, kan ada berlian dia tetangga baru kita seharusnya kamu ajak dia bermain!” kata Ibu laura lembut dengan mengelus rambut Laura dengan penuh kasih sayang.
“ajak bermain? Boro-boro bu, ku hampiri saja dia langsung masuk kedalam rumah sambil matanya melihatku sekilas dengan lirik tak suka.” Kata laura kesal kemudian menangis. “sudah nak jangan menangis” kata ibu mencoba menghibur Laura. “dia itu gadis sombong” Laura mulai marah kemudia masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya. “astagfirullah anakku, tak pernah kau seperti itu seumur hidupmu, ibu baru mengetahuinya, ya sudah Laura kamu tenang jangan menangis” kata ibu didepan pintu kamar Laura.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore, dengan muka gersang laura membuka pintu kamarnya dan segera mandi. Selesai itu dia mendekat pada ibunya yang sedang membuat kue. “ibu maafin Laura tadi ya” kata laura manja terhadap ibunya. “iya nak, kamu mau bantu ibu?” kata ibunya lembut. Laura segera membantu ibunya selesai itu ibu menyuruh Laura mengantar kue-kue ini ke tetangga tetangga. “tapi Bu. Laura tidak mau mengantar kue ini dirumah Bu Katty” dengan lembut Laura menolak. “katamu kamu ingin ditemanin oleh Berlian, anak Bu katty, kamu coba kesana, mungkin dia tak bermaksud seperti itu denganmu. Ayolah nak, coba saja!” pinta ibu Laura. Dengan wajah yang lesu Laura megiyakan pinta ibunya untuk mengantar kue ini ke Berlian.
Sesampai didepan rumah Berlian yang sangat mewah dan megah itu Laura segera memencat tombol bel rumah yang berada di samping pagar hitam yang menjulang tinggi. Kemudian terdengar dari speaker luar “silahkan masuk”. Dengan sangat tidak yakin dan sangat pelan Laura membuka pagar dengan pelan-pelan dan dia sedang melihat Berlian bermain di ayunan depan rumahnya dengan boneka-bonekanya. “hay, ini ada sepotong kue buatan ibuku. Ambil!” dengan ramah dan gugup Laura mencoba berbicara dengan Berlian, namun apa sifat Berlian. Berlian malah lari kedalam rumah dan memanggil pembantunya. “ini ada sepotong kue dari ibu saya mbak” kata Laura pelan kepada pembantu Berlian. “terimakasih” balas orang itu dengan memakai baju dress panjang berwarna hijau, dan di pundak membawa lap dapur.
Kini hati laura sangat sakit dengan digitukan oleh Berlian. Ibu Laura segera menghibur Laura dan menyuruhnya agar tidak berprasangka buruk, dengan lapang dada Laura mencoba menenangkan diri. Hari ini hari Jum’at laura berangkat sekolah agak pagi, saat berpamitan dengan ibu Laura melihat sebuah mobil mewah yang mengantar Berlian sekolah, melaju melewati depan rumahnya. Berlian bersekolah disekolahan terbaik di daerah Jakarta, sementara Laura dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan Laura hanya bersekolah disekolahan biasa, namun prestasinya juga tidak kalah dengan sekolah sekolah yang lebih terkenal.
Sepulang sekolah lagi-lagi Laura melihat Berlian, Laura segera masuk kerumah dia tidak mau hatinya tersakiti lagi. Saat itu di depan komplek sedang terlintas kakek tua yang sepertinya dia peminta-minta (pengemis). Dengan iba Laura melihat kakek itu, tiba-tiba dia teringat bahwa dia memilikiselembar uang limaribu didalam kotak pensilnya bergegas Laura masuk kerumah kemudian mengambil uangnya namun saat membuka kotak pensilnya Laura terkejut karena dia tidak menemui uang sisa jajannya dikotak pensil, Laura membongkar seluruh isi tasnya sambil membuka-buka bukunya, buku terakhir yang belum dibuka yaitu Buku tulis bersambul plastik oren lalu Laura membukanya ternyata benar uang limaribu nya ada di sampul plastik dalam dibuku Bahasa Indonesia itu.
Segera Laura lari menuju kedepan, karena Laura tak ingin kakek laki-laki itu pergi, Laura sangat terkejut setelah melihat Berlian didepan rumahnyamemberika sebuah bingkisan Plastik yang berwarna putih yang ukurannya lumayan besar sepertinya itu bekal makanan. Laura tetap mendekat walaupun Laura belum bisa memaafkan Berlian karena sifatnya kedia yang sangat dingin. Laura memberikan selembar uang itu kepada kakek, kakek itupun pergi meninggalkan Laura dan berlian lama kelamaan kakek itu menghilang atau tak nampak lagi. “kasihan ya kakek itu” suara lirih dari Berlian pun akhirnya muncul, Laura sungguh kaget dan tak menyangka Berlian bertanya kepadanya sebenarnya Laura senang Berlian bertanya padanya walupun hatinya masih terasa sakit dengan sifat Berlian sebelumnya. “iya, kasihan sekali ya?” balas Laura balik tanya.
Dua minggu berlalu baru hari ini Laura bisa berbicara langsung dengan Berlian, kemudian Berlian tersenyum kepada Laura dan berlari kecil menuju pagar, sebelum pagar ditutup oleh Satpamnya Berlian memandang Laura dengan tersenyum manis Laura membalas dengan melambaikan tangannya. Laura sangat senang sekali hari itu.
Suatu sore hari datanglah baby sister Berlian dengan Berlian datang kerumah Laura, kedatangan berlian sangat istimewa bagi Ibu Laura apalagi Laura. Ternyata setelah cerita panjang lebar mengenai Berlian , baby sisternya juga mengatakan bahwa Berlian itu tidak sombong namun dia sangat pemalu. Kemudian Laura tersenyum gembira melihat Berlian yang sedang bermain boneka dengannya, “Laura, Berlian sini nak!” suruh Ibu Laura kepada Laura dan Berlian yang sedang asyik bermain boneka dibawah. “sekarang kalian berdua berteman yang baik ya? Jangan bertengkar, Laura anakku jangan sesekalipun kamu berfikiran buruk kepada orang lain, sebenarnya Berlian itu bukan sombong hanya dia pemalu” tegur ibu Laura dengan lembut sehingga Berlian merasa sangat tersipu.
 “baik Bu, maaf ya Berlian?” Laura berjabatan tangan dengan Berlian, “iya Laura” jawab berlian lirih karena memang dia anaknya lemah gemulai, mata birunya memancarkan cahaya yang indah dan raut wajahnya sangat elok. Dan akhirnya Laura , Berlian, Ibu Laura dan baby sister Berlian tertawa mendengar tuturan Laura yang suka bercandaan. Akhirnya mereka pun menjadi sahabat.

Tidak ada komentar: