Kabupaten Tuban
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Tuban adalah sebuah
kabupaten di
Jawa Timur,
Indonesia. Ibu kotanya berada di
kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km² dan panjang
pantai mencapai 65
km.
Penduduknya berjumlah sekitar 1 juta jiwa.
Tuban disebut sebagai
Kota Wali karena Tuban adalah salah satu kota di
Jawa yang menjadi pusat penyebaran ajaran
Agama Islam
namun beberapa kalangan ada yang memberikan julukan sebagai kota tuak
karena daerah Tuban sangat terkenal akan penghasil minuman (
tuak &
legen) yang berasal dari sari bunga siwalan (
ental). Beberapa obyek wisata di Tuban yang banyak dikunjungi wisatawan adalah
Makam Wali, contohnya
Sunan Bonang,
Makam Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi (
Palang),
Sunan Bejagung dll. Selain sebagai kota Wali,
Tuban dikenal sebagai
Kota Seribu Goa karena letak Tuban yang berada pada deretan
Pegunungan Kapur Utara. Bahkan beberapa
Goa di Tuban terdapat
stalaktit dan
Stalakmit. Goa yang terkenal di Tuban adalah
Goa Akbar,
Goa Putri Asih, dll. Tuban terletak di tepi pantai
pulau Jawa bagian
utara, dengan batas-batas wilayah: utara
laut Jawa, sebelah timur
Lamongan, sebelah selatan
Bojonegoro, dan barat
Rembang dan
Blora Jawa Tengah
Pemerintahan
Kecamatan
Kabupaten Tuban terdiri dari 20 kecamatan yaitu:
Kelurahan di Kota Tuban
Sedangkan Kota Tuban sendiri terdiri dari 17 kelurahan yaitu:
Nama-nama Bupati Tuban
Mengetahui sejarah Tuban belum lengkap tanpa mengetahui nama-nama
bupati yang pernah memimpin Kabupaten Tuban tercinta ini. Periode
kepemimpinan di Kabupaten Tuban dapat dikelompokkan menjadi dua periode
yaitu sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan. Berikut nama-nama
Bupati Tuban beserta periode kepemimpinannya:
Nama Bupati sebelum kemerdekaaan Republik Indonesia (1945):
- 1. RA. DANDANG WATJONO ( 1264-1282 )
- 2. RH. RONGGOLAWE ( 1282-1291 )
- 3. RH. SIROLAWE ( 1291-1306 )
- 4. RA. SIROWENANG ( 1306-1326 )
- 5. RH. LENO ( 1326-1349 )||
- 6. RH. DIKORO ( 1349-1401 )||
- 7. RA. TEJO ( 1401-1419 )
- 8. RH. WILWOTIKTO ( 1419-1460 )
- 9. KH. NGRASEH ( 1460-1507 )
- 10. KA. GELILANG ( 1507-1553 )
- 11. KA. BATUBANG ( 1553-1573 )
- 12. RH. BALEWOT ( 1573-1628 )
- 13. P. SEKARTANJUNG ( 1628-1661 )
- 14. P. NGANGSAR ( 1661-1668 )
- 15. P.H. PERMALAT ( 1669-1686 )
- 16. P. SALAMPE ( 1686-1707)
- 17. P.H. DALAM ( 1700-1707 )
- 18. P. POJOK ( 1707-1723 )
- 19. P. ANOM ( 1723-1730 )
- 20. P. SOEDJONO POETRO ( 1730-1737 )
- 21. RA. BALABAR ( 1737-1748 )
- 22. P. SOEDJONO POETRO ( 1748-1755
- 23. RA. JOEDONGORO ( 1755-1766 )
- 24. RA. SURYO DININGRAT ( 1766-1773 )
- 25. RA. DIPOSENO ( 1773-1779 )
- 26. KT. TJOKRONEGORO ( 1779-1792 )
- 27. KT. POERWONEGORO ( 1792-1799 )
- 28. K. LIEDER SOERODINEGORO ( 1799-1802 )
- 29. R. SOEROADIWIDJOJO ( 1802-1814 )
- 30. P.TJITROSUMO VI ( 1814-1821 )
- 31. P.TJITROSUMO VII ( 1821-1841 )
- 32. P.TJITROSUMO VIII ( 1841- 1861 )
- 33. P.TJITROSUMO XI ( 1861-1883 )
- 34. RM SOEMOBROTO ( 1883-1893 )
- 35. RA. KOESOEMADIGDO ( 1893-1909 )
- 36. RA. PRINGGOWINOTO ( 1909-1919 )
- 37. RA. PRINGGODIGDO ( 1919-1927 )
- 38. R.M.A.A. KOESUMOBROTO ( 1927-1944 )
- 39. RT. SOEDIRMAN H ( 1944-1946)
Nama Bupati setelah kemerdekaan Republik Indonesia ( 1945 )
- 1. KH. MOESTA’IN (1946-1956)
- 2. R. SOENDAROE (1956-1958)
- 3. R.ISTOMO (1958-1959)
- 4. R. SANDJOJO (1959-1960)
- 5. M. WIDAGDO (1960-1968)
- 6. R. SOEPARMO (1968-1970)
- 7. R.H. IRCHAMNI (1970-1975)
- 8. MOCH. MASDUKI (1975-1980)
- 9. SOERATI MOESRAM (1980-1985)
- 10. Drs. DJOEWAHIRI MARTO PRAWIRO (1985-1991)
- 11. Drs. SJOEKOR SOETOMO (1991-1995)
- 12. H. HINDARTO (1996-2001)
- 13. Dra. H. HAENY RELAWATI RINI WIDYASTUTI, M.Si (2001-2006)
- 14. Dra. H. HAENY RELAWATI RINI WIDYASTUTI, M.Si (2006-2011)
- 15. Drs. KH.FATHUL HUDA,M.M. (2011-Sekarang).
Itulah nama-nama bupati yang pernah memimpin kabupaten Tuban.
Asal usul
Kota Tuban memiliki asal usul dalam beberapa versi yaitu yang pertama
disebut sebagai TU BAN yang berarti waTU tiBAN (batu yang jatuh dari
langit) yaitu
batu pusaka yang dibawa oleh sepasang
burung dari
Majapahit menuju
Demak, dan ketika batu tersebut sampai di atas Kota Tuban, batu tersebut jatuh dan dinamakan
Tuban. Adapun versi yang kedua yaitu berarti meTU BANyu berarti keluar air, yaitu peristiwa ketika
Raden Dandang Wacana (Kyai Gede Papringan) atau
Bupati Pertama Tuban yang membuka
Hutan Papringan
dan anehnya, ketika pembukaan hutan tersebut keluar air yang sangat
deras. Hal ini juga berkaitan dengan adanya sumur tua yang dangkal tapi
airnya melimpah, dan anehnya sumur tersebut dekat sekali dengan pantai
tapi airnya sangat tawar. Ada juga versi ketiga yaitu
TUBAN berasal dari kata 'Tubo' atau
Racun yang artinya sama dengan nama
kecamatan di Tuban yaitu
Jenu.
Geografi
Luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km2. Letak
astronomi
Kabupaten Tuban pada koordinat 111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o
18' LS. Panjang wilayah pantai 65 km. Ketinggian daratan di Kabupaten
Tuban bekisar antara 0 - 500 mdpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Tuban beriklim kering dengan kondisi bervariasi dari agak kering sampai
sangat kering yang berada di 19 kecamatan, sedangkan yang beriklim agak
basah berada pada 1 kecamatan. Kabupaten Tuban berada pada jalur
pantura dan pada deretan
pegunungan Kapur Utara.
Pegunungan Kapur Utara di Tuban terbentang dari
Kecamatan Jatirogo sampai
Kecamatan Widang, dan dari
Kecamatan Merakurak sampai
Kecamatan Soko. Sedangkan wilayah
laut, terbentang antara
5 Kecamatan, yakni
Kecamatan Bancar,
Kecamatan Tambakboyo,
Kecamatan Jenu,
Kecamatan Tuban dan
Kecamatan Palang. Kabupaten Tuban berada pada ujung
Utara dan bagian
Barat Jawa Timur yang berada langsung di
Perbatasan Jawa Timur dan
Jawa Tengah atau antara
Kabupaten Tuban dan
Kabupaten Rembang.Tuban memiliki titik terendah, yakni 0
m dpl yang berada di
Jalur Pantura dan titik tertinggi 500
m yang berada di
Kecamatan Grabagan. Tuban juga dilalui oleh
Sungai Bengawan Solo yang mengalir dari
Solo menuju
Gresik
Ekonomi
Pada 2010, Produk Domestik Regional Bruto mencapai 15,47 trilyun.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 1,12 juta jiwa, pendapatan perkapita
diperkirakan mencapai Rp 11,27 juta per tahun. Sebagai perbandingan,
pendapatan perkapita Jawa Timur adalah Rp 20,7 juta per tahun.
Sektor perekonomian utama adalah perdagangan, industri pengolahan dan
pertambangan. Perdagangan menyumbang output sebesar Rp 3 trilyun,
sedangkan industri pengolahan dan pertambangan masing-masing sebesar Rp
2,9 trilyun dan Rp 1,8 trilyun. Pertumbuhan ekonomi pada 2010 mencapai
6,39%, di mana angka pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor
pertambangan sebesar 11,8%.
Kawasan industri Tuban mencapai 50 ribu hektar yang tersebar di 10
kecamatan. Zona 1 di kecamatan Bancar dengan luas 5,802 hektar. Zona 2
34,000 hektar dan Zona 3 9,225 hektar.
Usaha rakyat yang cukup berkembang adalah budidaya padi, budidaya
sapi potong, budidaya kacang tanah, penangkapan ikan laut, dan
penggalian batu kapur. Sentra padi dan kacang terdapat di sepanjang
aliran Bengawan Solo. Pada 2010, jumlah ternak sapi diperkirakan
mencapai 1.323 ekor dengan sentra sapi di Kecamatan Bancar. Tangkapan
ikan diperkirakan mencapai 9.185 ton.
Agenda Budaya
Kebudayaan asli Tuban beragam, salah satunya adalah
sandur. Budaya lainnya adalah
Reog yang banyak ditemui di
Kecamatan Jatirogo.
Namun ada hal menarik ketika memperingati Haul Sunan Bonang, dimana
ribuan umat muslim dari seluruh Indonesia tumpah ruah memadatai kota
khususnya kompleks pemakaman Sunan Bonang. Ada juga Ulang Tahun
Klenteng Kwan Sing Bio yang sudah masuk dalam agenda kota dan ada juga sedekah bumi bagi masyarakat pesisir.
Pendidikan
Kualitas
Pendidikan di
Tuban tergolong baik. Terbukti dengan adanya sekolah yang bertaraf
internasional, antara lain
SMP Negeri 1 Tuban,
SMP Negeri 3 Tuban,
SMA Negeri 1 Tuban, dan
SMK Negeri 1 Tuban.
SMP Negeri 5 Tuban serta puluhan SMP dan SMA lain bertaraf
nasional. Menurut rencana, ada
1 SD yang akan bertaraf
internasional, yakni
SD Negeri 1 Kebonsari dan 2 SMP, yakni ,
SMP Negeri 5 Tuban, dan
SMP Negeri 1 Rengel. Berbagai
event lomba dijuarai oleh pelajar Tuban. Banyak di antaranya adalah sekolah yang berkecimpung dalam dunia
Karya Ilmiah Remaja, diantaranya adalah
MTsN Tuban,
MTs Tarbiyatul Ulum-Pekuwon,
SMP Negeri 1 Tuban,
SMP Negeri 3 Tuban,
SMP Negeri 4 Tuban,
SMP Negeri 6 Tuban,
SMP Negeri 7 Tuban,
SMP Negeri 1 Rengel,
SMP Negeri 1 Jenu,
SMP Negeri 1 Jatirogo,
SMP Negeri 1 Singgahan,
SMA Negeri 3 Tuban,
SMA Negeri 1 Tuban,
SMA Negeri 2 Tuban,
SMA Negeri 3 Tuban,
SMA Negeri 4 Tuban,
SMA Negeri 5 Tuban,
SMA Tarbiyatul Ulum,
MAN TUBAN,
MAS MANBAIL FUTUH JENU,
SMP Negeri 2 Rengel, dll. Di tahun 2010,
SMP Negeri 2 Rengel
yang dipimpin Kepala Sekolah Bapak Witono, S.Pd., M.Pd notabenenya
salah satu sekolah pelosok, ternyata mampu meraih juara I dalam lomba
KBK (Kelompok Budaya Kerja) tingkat kabupaten Tuban yang sekaligus
mewakili Kabupaten Tuban dalam event yang sama di tingkat propinsi tahun
2011 di Sumenep Madura. Disamping itu,
SMP Negeri 2 Rengel juga mendapat anugerah sebagai juara II dalam lomba Tuban Kinarya Nugraha dalam rangka Hari Jadi Kota Tuban Tahun 2010, juga
SMP Negeri 2 Rengel
pada tahun yang sama mendapat juara II dalam lomba Manajemen BOS
tingkat Kabupaten. Ini menunjukkan bahwa pendidikan di Tuban, khususnya
di tingkat SMP sudah baik kualitasnya dan menyebar ke seluruh pelosok,
tidak cuma sekolah yang berada di ibukota kabupaten saja. ada juga SMK
terbaik di kota Tuban, yaitu SMK Taruna Jaya Prawira Tuban.
Selain
Universitas Sunan Bonang
ada institut pendidikan tinggi baru, yaitu [[Universitas PGRI
Ronggolawe]UNIROW], yang pada awalnya dikenal sebagai IKIP PGRI TUBAN di
Jalan Manunggal. Jurusan bahasa Inggris dari institut ini telah
kerjasama dengan sebuah organisasi sukarela Inggris yang bernama
Voluntary Service Overseas sejak tahun 1989. Setelah tiga sukarelawan, organisasi lain, yaitu
Volunteers in Asia yang berasal dari
Amerika Serikat
meneruskan tradisi ini dengan mengekspos mahasisiwa serta dosen yang
kurang sempat berlatih bahasa sehari-hari. Ketua jurusan Bapak Agus
Wardhono telah menjadi doktor (S-3) dalam bidang Linguistik Inggris di
[[Universitas Negeri Surabaya], ada juga STITMA di jl. Manunggal [ utara
UNIROW] dan ada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama
STIKES NU Tuban yang diresmikan oleh Menkes RI dr. Hj. Siti Fadilah Supari pada tahun 2009
Tempat Vital Kota Tuban
Sebagai
Kabupaten, Tuban memiliki tempat penting seperti
Kantor Bupati Tuban,
Pendopo Kridho Manunggal (yang pernah dirusak dan dibakar massa pada kerusuhan Pilkada Tahun 2006),
Kantor DPRD,
Masjid Agung Tuban,
GOR Rangga Jaya Anoraga, Klenteng Kwan Sing Bio (klenteng yang menghadap ke laut sebelah Utara)
Tuban Tempo Doeloe
Pemerintahan Kabupaten Tuban ada sejak tahun 1293 atau sejak pemerintahan
Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahannya dulu adalah di
Desa Prunggahan Kulon kecamatan Semanding dan kota Tuban yang sekarang dulunya adalah
Pelabuhan karena dulu Tuban merupakan armada
Laut yang sangat kuat. Asal
nama Tuban sudah ada sejak pemerintahan Bupati Pertama yakni
Raden Dandang Wacana. Namun, pencetusan tanggal harijadi Tuban berdasarkan peringatan diangkatnya
Raden Haryo Ronggolawe pada 12 November 1293. Tuban dulunya adalah tempat yang paling penting dalam masa
Kerajaan Majapahit karena memiliki armada
laut yang sangat kuat.
Tuban Pada Masa Penyebaran Agama Islam
Tuban tidak hanya menjadi
tempat penting pada masa
Kerajaan Majapahit, namun
Tuban juga menjadi tempat penting pada masa penyebaran
Agama Islam. Hal tersebut dikarenakan Tuban berada di pesisir
Utara Jawa yang menjadi pusat
Perdagangan arab, dll yang sedang menyebarkan Agama Islam. Hal ini juga berkaitan dengan kisah
Sunan Bonang dan
Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga adalah putra dari
Bupati Tuban VIII
Raden Tumenggung Haryo Wilotikto. Sunan Kalijaga dikenal sebagai
Brandal Loka Jaya, karena sebelum jadi
Wali Sunan Kalijaga adalah brandal (preman) yang suka mencuri hasil kekayaan
Kadipaten Tuban. Namun, hasil curian tersebut untuk para
Fakir Miskin. Lama-kelamaan, perbuatan tersebut diketahui oleh ayah
Sunan Kalijaga dan diusir dari Kadipaten Tuban. Dalam pengasingannya,
Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga) bertemu dengan
Sunan Bonang.
Sunan Bonang memiliki
Tongkat emas yang membuat
Raden Syahid menjadi ingin memiliki tongkat tersebut. Sesaat kemudian,
Sunan Kalijaga merebut tongkat emas dan
Sunan Bonang
jatuh tersungkur. Sunan Bonang menangis dan Sunan Kalijaga merasa iba.
Akhirnya Sunan Kalijaga mengembalikan Tongkat Sunan Bonang dan
Sunan Kalijaga bertanya bagian mana yang membuat beliau kesakitan. Namun,
Sunan Bonang menangis bukan karena kesakitan, tapi beliau menangis karena memutuskan
rumput
dan beliau berkata bahwa beliau merasa kasihan karena rumput yang tidak
bersalah harus mati tercabut karena kesalahan beliau. Sesaat kemudian,
beliau menancapkan Tongkat di
Pesisir dan menyemburkan air. Tempat tersebut dinamai
Sumur Srumbung. Setelah itu,
Sunan Bonang menunjukkan
Buah Aren yang berwarna emas.
Raden Syahidpun
tergoda dan memanjat pohon aren tersebut, tapi sebuah aren menimpa
kepala beliau dan beliaupun pingsan. Setelah sadar, Raden Syahid diajak
Sunan Bonang menuju
Sungai di daerah
Sekardadi Kecamatan Jenu. Di sana, beliau menjaga tongkat Sunan Bonang yang ditancapkan pada sebuah
batu. Anehnya, beliau tertidur selama 2 tahun. setelah sadar, Raden Syahid diberi pakaian
dhalang oleh Sunan Bonang dan di Juluki
Sunan Kalijaga, maksudnya
Kali dalam bahasa
Indonesia berarti
sungai, dan
Jaga dimaksudkan karena sudah menjaga tongkat
Sunan Bonang.
Tuban Pada Masa Penjajahan
Perjuangan
masyarakat Tuban dalam melawan penjajah sangatlah gigih. Dengan bersenjatakan Bambu Runcing, mereka melawan penjajah. Namun, strategi
masyarakat Tuban adalah dengan menggunakan
Tuak,
maksudnya, Penjajah disuguhi minuman memabukkan tersebut. Ketika mereka
sudah tidak sadarkan diri, mereka menyerang dan menghancurkan
pos dan
benteng pertahanan penjajah.
Tuban Pada Masa Kini
Seiring kemajuan
zaman, Tuban sekarang tidak sepenting dulu.
Tuban sekarang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat
Indonesia, padahal Tuban mengandung nilai sejarah tinggi dan besar peran serta perjuangan masyarakat
Tuban dalam melawan penjajah itu sudah mulai luntur dalam dunia pemerintahan
Indonesia saat ini.
Semen Gresik yang terkenal besar di Indonesia pada masa sekarang juga
beroperasi dan mendirikan pabrik di daerah Tuban. Selain itu di Tuban
juga terdapat beberapa industri skala internasional, terutama dibidang
minyak & Gas. Perusahaan yang beroperasi di Tuban antaralain
PETROCHINA (di kecamatan Soko) yang menghasilkan minyak mentah, serta
ada juga PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI)& PERTAMINA
TTU (di kecamatan Jenu)dan pada tahun 2010 akan dibangun Pabrik Semen
Holcim & Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang akan dibangun didaerh
Jenu
Untuk pendidikan Tuban tidak kalah dengan daerah lain dipulau jawa,
sudah sangat sedikit masyarakat Tuban yang buta huruf bahkan tinggal
seberapa persennya, untuk pendidikan rata-rata masyarakat sudah mencapai
pendidikan SMA. lulusan-lulusan SMA di Tuban sudah banyak yang
melanjutkan studinya ke Universitas negeri terkenal seperti UI, UGM,
ITB, dll.
Infrastruktur
Seiring dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, pembangunan
infrastruktur di Kabupaten Tuban boleh dikatakan sangat baik sekali,
mungkin terbaik untuk kategori Kabupaten Seluruh Indonesia. Ini
dibuktikan dengan pembangunan jalan (pengaspalan) diseluruh wilayah
kabupaten, sekarang jalan-jalan di
Kabupaten Tuban
yang dulu belum diaspal dan masih menggunakan tanah kadam, kini setiap
jalan desa, gang-gang sudah halus itu bertujuan untuk meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat Tuban, khususnya yang berasal di daerah pelosok.
Kesehatan
Fasilitas Kesehatan di
Kabupaten Tuban
tergolong cukup baik, ada 4 rumah sakit besar di kabupaten ini, 1.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Koesmo yang terletak di Jl. dr. Wahidin SH.
2. Rumah Sakit Medika Mulia yang berada di Jl. Majapahit (Belakang Pasar
baru
Tuban), 3. Rumah Sakit
Nahdlatul Ulama Tuban di Jl. Letda Sucipto, 4. Rumah sakit
Muhammadiyah
di Jl. P. Diponegoro. dan sebentar lagi akan ada Rumah Sakit Bina
Husada yang segera beroperasi di Jl. Panglima Sudirman. Untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan tiap kecamatan juga ada Puskesmas yang pembangunan
dan pelayanannya terus ditingkatkan untuk mengantisipiasi masyarakat
yang berada jauh dari perkotaan.
Obyek Wisata dan Cinderamata
Di kota Tuban kita bisa mengunjungi beberapa obyek wisata, di antaranya
Gua Akbar,
Masjid Agung,
Makam Sunan Bonang,
Klenteng Kwan Sing Bio (menghadap laut dan ke Utara),
Ngerong Rengel,
Pemandian dan Kolam Renang Bektiharjo (terkenal dengan banyaknya monyet disekitar situ),
Air Panas Prataan,
Air Terjun Nglirip,
Goa Suci,
Makam Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi,
Pantai BoomTerminal Wisata Laut Tuban (Terminal Bis yang didalamnya terdapat wisata bahari). Cenderamata khas yang bisa dibeli adalah kain tenun (
batikgedog)
dengan motif yang sangat khas. Motif khas ini juga bisa kita temui
dalam bentuk kaos, baju wanita, dan selendang yang bisa didapatkan di
daerah Kecamatan Kerek. Disamping itu ada juga cinderamata berupa
miniatur tempat berjualan Legen (minuman khas tuban) yang disebut
"ONGKEK". Bentuknya seperti tempat berjualan Soto tetapi terbuat dari
bambu. Miniatur ini banyak dijual di toko yang menjual oleh-oleh khas
Tuban di pinggir jalan pantura. Selain itu, Tuban juga terkenal sebagai
kota Tuak (atau
toak dalam bahasa lokal). Tuak adalah cairan (
legen)dari tandan buah pohon lontar (masyarakat menyebutnya
uwit bogor) yang difermentasikan sehingga sedikit memabukkan karena mengandung alkohol. Sedianya
legen
dibuat menjadi gula jawa, atau dapat juga langsung diminum sebagai
minuman yang menyegarkan dan tentu saja, tidak memabukkan, selain itu
buah dari pohon lontar (
ental atau
siwalan ) ini juga bisa
dimakan dan berasa manis serta kenyal. Potensi yang belum dikembangkan
adalah Wisata Gua dan Wisata Bahari. Tuban terkenal dengan sebutan kota
1000 gua karena banyaknya gua dan banyak diantaranya yang tersambung
satu sama lain antar gua. sayangnya gua-gua ini masih belum dieksplorasi
dan dipatenkan oleh pemerintah. Wisata di Tuban sejatinya dapat
meningkat pesat, melihat Tuban sangat potensial. yaitu tempat yang
memiliki nilai historikal tinggi, banyaknya hutan-hutan perawan, pantai
Utara yang landai, ombak yang kecil, tanah berkapur, jalan pantura yang
sering dilewati sebagai sarana bisnis (bis antar propinsi maupun
truk-truk besar)